PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
Sistem Satelit
Sistem satelit dalam penginderaan jauh tersusun
atas pemindai (scanner) dengan dilengkapi sensor pada wahana (platform)
satelit, dan sensor tersebut dilengkapi oleh detektor.
Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :
Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :
- Penyiam merupakan sistem, perolehan data secara keseluruhan termasuk sensor dan detektor.
- Sensor merupakan alat untuk menangkap energi dan mengubahnya ke dalam bentuk sinyal dan menyajikannya ke dalam bentuk yang sesuai dengan informasi yang ingin disadap.
- Detektor merupakan alat pada sistem sensor yang merekam radiasi elektromagnetik.
Sensor Aktif adalah Sumber energinya dari matahari.
Sensor Pasif adalah Sumber energinya dari satelite itu sendiri. Kombinasi Band
adalah gabungan atau combine dari band-band sehingga di temukan warna yang
cocok yang menyerupai aslinya. Bagaimana sistem ini satelit ini berkerja dengan
mengolah data yang di dapat sehingga mengeluarkan output yang dapat digunakan
atau di aplikasikan.
Band
Sering disebut
juga Channel atau saluran, Suatu alat spectrum elektromagnetik yang dirancang
untuk kepentingan misi tertentu pada sebuah pengindera.
·
Sebuah pengindera
sekurang-kurangnya memiliki satu saluran.
·
Sekumpulan data berisi
nilai-nilai yang disimpan dalam suatu berkas (file) yang menggambarkan spectrum
elektromagnetik tertentu.
·
Sekumpulan data berisikan
hasil proses (penisbahan, penambahan, dll) bandband yang lain.
Kiri: Komposit 4,5,3
Kanan: Komposit 3,2,1
Komposit band 3,2,1 merupakan true color
compositeatau warna sebenarnya yang ada di permukaan bumi (natural color)
sedangkan komposit band 4,5,3 merupakan false color compositeatau warna
yang bukan sebenarnya yang ada di permukaan bumi.
Vegetasi (Objek Area)
Pada komposit band 3,2,1 tutupan vegetasi ditunjukan dengan warna
hijau atau bisa dikatakan sesuai dengan warna yang tampak jika dilihat dengan
mata sedangkan pada komposit band 4,5,3 tutupan vegetasi dtandai dengan
warna jingga.
Lahan Terbangun (Objek Area)
Pada komposit band 3,2,1 lahan terbangun ditandai dengan warna
asli sesuai keadaan di lapangan. Dari citra diatas dapat dilihat bahwa warna
dari lahan terbangun adalah warna coklat sesuai dengan warna genting
rumah/bangunan. Pada komposit band 4,5,3 lahan terbangun ditandai dengan
warna biru mudah dengan rona cerah. Kelebihan dari kompositband 4,5,3
untuk interpetasi lahan terbangun adalah dari ronanya. Semakin cerah rona dari
warna biru maka lahan terbangun yang ada semakin padat, sedangkan semakin gelap
rona dari warna biru maka lahan terbangun yang ada semakin jarang.
Jalan (objek garis)
1: Pada komposit band 3,2,1 kenampakan objek garis berupa jalan
tidak dapat dilihat dan diindentifikasi. Objek jalan yang tampak pada komposit band
3,2,1 telihat tersamarkan oleh objek area berupa lahan terbangun jadi tidak
dapat dibedakan satu sama lainnya.
2: Pada komposit band 4,5,3 kenampakan objek garis berupa jalan
terlihat cukup jelas dan dapat dibedakan dengan kenampakan objek area berupa
lahan terbangun. Jalan ditunjukan dengan sebuah garis melintang dengan warna
biru berona gelap.
Perbedaan secara Sistematis
Komposit Band
3,2,1
|
Komposit Band
4,5,3
|
|
Objek Vegetasi (area)
|
Sesuai warna yang ada
di lapangan (hijau)
|
Jingga
|
Objek Lahan Terbangun
(area)
|
Sesuai warna yang ada
di lapangan (coklat untuk genting)
|
Warna biru; semakin
padat lahan terbangun di suatu daerah rona yang terbentuk semakin cerah dan
sebaliknya
|
Objek Jalan (area)
|
Tidak dapat
dibedakan/tersamarkan dengan objek lahan terbangun
|
Dapat dibedakan dengan
objek lahan terbangun
|
Kombinasi Band Landsat pada Citra Satelit
Sistem Satelit Landsat
Satelit Landsat merupakan salah satu satelit sumber
daya bumi yang dikembangkan oleh NASA dan Departemen Dalam Negeri Amerika
Serikat. Satelit ini terbagi dalam dua generasi yakni generasi pertama dan
generasi kedua. Generasi pertama adalah satelit Landsat 1 sampai Landsat 3,
generasi ini merupakan satelit percobaan (eksperimental) sedangkan satelit
generasi kedua (Landsat 4 dan Landsat 5) merupakan satelit operasional
(Lindgren, 1985), sedangkan Short (1982) menamakan sebagai satelit penelitian
dan pengembangan (Sutanto, 1994). Satelit generasi pertama memiliki dua jenis
sensor, yaitu penyiam multi spektral (MSS) dengan empat saluran dan tiga kamera
RBV (Return Beam Vidicon).
Satelit generasi kedua adalah satelit membawa dua
jenis sensor yaitu sensor MSS dan sensor Thematic Mapper (TM). Perubahan tinggi
orbit menjadi 705 km dari permukaan bumi berakibat pada peningkatan resolusi
spasial menjadi 30 x30 meter untuk TM1 - TM5 dan TM7 , TM 6 menjadi 120 x 120
meter. Resolusi temporal menjadi 16 hari dan perubahan data dari 6 bits (64
tingkatan warna) menjadi 8 bits (256 tingkatan warna). Kelebihan sensor TM
adalah menggunakan tujuh saluran, enam saluran terutama dititikberatkan untuk
studi vegetasi dan satu saluran untuk studi geologi tabel (2.1) Terakhir kalinya
akhir era 2000- an NASA menambahkan penajaman sensor band pankromatik yang
ditingkatkan resolusi spasialnya menjadi 15m x 15m sehingga dengan kombinasi
didapatkan citra komposit dengan resolusi 15m x 15 m.
Tabel 1 Saluran Citra Landsat TM
Saluran
|
Kisaran
Gelombang (µm) |
Kegunaan Utama
|
1
|
0,45 – 0,52
|
Penetrasi
tubuh air, analisis penggunaan lahan, tanah, dan vegetasi. Pembedaan vegetasi
dan lahan.
|
2
|
0,52 – 0,60
|
Pengamatan
puncak pantulan vegetasi pada saluran hijau yang terletak diantara dua
saluran penyerapan. Pengamatan ini dimaksudkan untuk membedakan jenis
vegetasi dan untuk membedakan tanaman sehat terhadap tanaman yang tidak sehat
|
3
|
0,63 – 0,69
|
Saluran
terpenting untuk membedakan jenis vegetasi. Saluran ini terletak pada salah
satu daerah penyerapan klorofil
|
4
|
0,76 – 0,90
|
Saluran
yang peka terhadap biomasa vegetasi. Juga untuk identifikasi jenis tanaman.
Memudahkan pembedaan tanah dan tanaman serta lahan dan air.
|
5
|
1,55 – 1,75
|
Saluran
penting untuk pembedaan jenis tanaman, kandungan air pada tanaman, kondisi
kelembapan tanah.
|
6
|
2,08 – 2,35
|
Untuk
membedakan formasi batuan dan untuk pemetaan hidrotermal.
|
7
|
10,40 – 12,50
|
Klasifikasi
vegetasi, analisis gangguan vegetasi. Pembedaan kelembapan tanah, dan
keperluan lain yang berhubungan dengan gejala termal.
|
8
|
Pankromatik
|
Studi
kota, penajaman batas linier, analisis tata ruang
|
Sumber : Lillesand dan Kiefer, 1979 dengan
modifikasi)
Penggabungan citra.
Secara sederhana penggabungan citra secara definisi ada 3, yaitu :
1.
Fusion adalah penggabungan antara dua citra atau
lebih yang dijadikan menjadi suatu citra yang baru dengan menggunakan beberapa
algoritma tertentu.
2.
Merging adalah penggabungan dengan pemahaman bahwa
dua citra atau lebih yang dijadikan satu dengan teknik penajaman dan penormalan
citra tertentu.
3.
Combination adalah penggabungan beberapa band dalam
suatu citra multi untuk suatu tujuan tertentu.
Data
Data yang digunakan adalah citra multispektral Landsat 7 ETM tanggal 19
Agustus 2000 path/row 116/066 dengan citra pankromatik SPOT 2 tanggal 10
Agustus 2007 Knum/Jnum 303/366 serta citra SPOT 4 tanggal 29 Juli 2007. Area
studi ini terletak pada batas geografi 8º09’11,79” – 8 º 12’40,3” LS dan 115 º
26’16,89” -115 º 30’10,3” BT.
Landsat
7
Citra multi spektral Landsat dengan resolusi spasial 30m memiliki
beberapa band yang karakteristiknya berbeda-beda:
- Band 1 0.45 – 0.52 mm: Band biru ini memiliki informasi yang tinggi terhadap tubuh air jadi sangat sesuai untuk penggunaan lahan, tanah dan vegetasi.
- Band 2 0.52 - 0.60 mm: Band hijau ini memiliki informasi mengenai vegetasi selain cocok untuk penggunaan lahan, jalan dan air namun sesuai pula untuk diskriminasi dan assesmen vegetasi. Dimana tanaman-tanaman yang kurang sehat dapat diketahui karena absorbsi cahaya merah oleh klorofil menurun atau refleksi pada daerah merah naik sehingga menyebabkan daun berwarna kuning
- Band 3 0.63 – 0.69 mm: Band merah ini memiliki informasi mengenai perbedaan antara vegetasi dan non vegetasi, misalnya dapat dilihat adanya perbedaan antara vegetasi dengan tanah khususnya pada daerah urban.
- Band 4 0.76 – 0.90 mm: Band inframerah dekat ini memiliki informasi mengenai varietas tanam-tanaman serta adanya perbedaan antara unsur air dengan unsur tanah, oleh karena itu dapat dilihat garis pantai dengan jelas.
- Band 5 1.55 – 1.75 mm: Band inframerah gelombang pendek ini memiliki informasi mengenai perbedaan warna antara tanah terbuka dengan objek-objek lain. Band ini sesuai untuk studi kandungan air tanah, air pada tanam-tanaman, formasi batu-batuan dan geologi pada umumnya
- Band 6 10.40 -12.50 mm: Band inframerah thermal ini memiliki informasi tentang studi kandungan air tanah, serta dapat membedakan kelembaban tanah dan fenomena-fenomena thermal.
- Band 7 2.08 – 2.35 mm: Band inframerah gelombang pendek ini memiliki informasi mengenai tanah terbuka sama halnya dengan band 5 akan tetapi lebih mengacu pada studi geologi maupun formasi batu-batuan.
- Band 8 atau sering disebut band pankromatik memilki resolusi spasial 15m. Citra Landsat yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Landsat ortho 14,25m dimana sudah digabungkan antara multispektral dengan pankromatiknya serta kombinasi band yang digunakan hanya band 7, 4 dan 2.
Contoh kegunaan band pada sebuah citra satelit:
SPOT
Untuk citra SPOT-4 yang menggunakan empat kanal spektral resolusi
spasial 20m dan panjang gelombang yang berbeda-beda yaitu Band 1 pada jangkauan
0.50 - 0.59 mm, Band 2 pada 0.61 - 0.68 mm, Band 3 pada 0.78 -
0.89 mm, dan Band 4 pada inframerah gelombang pendek (Short Wave Infrared)
1.58 - 1.75 mm. Citra pankromatik SPOT-4 direkam menggunakan panjang
gelombang tampak (0,51-0,71 mm) dengan resolusi spasial 10m, sedangkan
untuk citra SPOT-2 menggunakan tiga kanal spektral sama yaitu band 1, 2 dan 3,
dimana citra pankromatik SPOT-2 direkam menggunakan panjang gelombang tampak
(0,49-0,73 mm) dengan resolusi spasial 10m. 6)
Metoda
penggabungan
Citra Landsat 7
Citra Spot 4
Landsat 7 dengan Spot 4
Menggabungkan resolusi citra multi spektral Landsat dengan citra
pankromatik SPOT dilakukan dengan metode tranformasi Brovey (menormalkan
warna). Sebelum proses penggabungan dilakukan terlebih dahulu koreksi geometri
terhadap SPOT dengan mengacu pada citra Landsat yang sudah terorthorektifikasi.
Pengambilan titik kontrol tanah (Ground Control Point) berdasarkan pada analisa
citra, maksudnya pengambilan secara acak berdasarkan obyek yang terlihat dimana
posisi obyek tidak berubah (misal bangunan, bahu jalan, persimpangan, garis
pantai, delta sungai, dan obyek lainnya yang tidak memiliki perubahan
signifikan) pada kedua citra yang akan di sesuaikan (superimposed), akan tetapi
pengambilan titik ini akan sulit ditentukan karena skala area yang dipilih
tidak terlalu besar. Posisi titik tersebut diambil berdasarkan obyek yang
terlihat pada skala 1:33.204.
Pada tahap penyesuaian dapat dilakukan pengambilan citra dengan
mayoritas area permukaan tanahnya cukup rata sehingga sebagian kecil saja
daerah yang memiliki tingkat ketinggian yang berbeda seperti lembah, bukit atau
gunung. Setelah dilakukan koreksi geometrik kemudian akan diambil kombinasi
band 742 dari citra Landsat, kombinasi band 742 ini memang sesuai dengan
identifikasi penutup lahan. Sedangkan untuk citra SPOT yang diambil hanya band
pankromatiknya saja karena band tersebut akan digunakan untuk menajamkan
batas-batas penutup lahan secara spasial pada citra Landsat.
Setelah mendapatkan kedua citra tersebut kemudian dapat kita gabungkan
dengan menggunakan Software ER Mapper 7.0, software ini memiliki resolution
merge algorithm yang dapat menggabungkan antara citra multispektral landsat
ortho resolusi spasial 14,25m dengan pankromatik SPOT resolusi 10m
Karakteristik Data Landsat TM
Data Landsat TM (Thematic Mapper) diperoleh pada tujuh saluran spektral
yaitu tiga saluran tampak, satu saluran inframerah dekat, dua saluran
inframerah tengah, dan satu saluran inframerah thermal. Lokasi dan lebar dari
ketujuh saluran ini ditentukan dengan mempertimbangkan kepekaannya terhadap
fenomena alami tertentu dan untuk menekan sekecil mungkin pelemahan energi permukaan
bumi oleh kondisi atmosfer bumi.
Jensen (1986) mengemumakan bahwa kebanyakan saluran TM dipilih setelah
analisis nilai lebihnya dalam pemisahan vegetasi, pengukuran kelembaban
tumbuhan dan tanah, pembedaan awan dan salju, dan identifikasi perubahan
hidrothermal pada tipe-tipe batuan tertentu.
Data TM mempunyai proyeksi tanah IFOV (instantaneous field of view) atau
ukuran daerah yang diliput dari setiap piksel atau sering disebut resolusi
spasial. Resolusi spasial untuk keenam saluran spektral sebesar 30 meter,
sedangkan resolusi spasial untuk saluran inframerah thermal adalah 120 m
(Jensen,1986).
Daftar Pustaka
1. Pegabungan
Citra http://ogumelar.blogspot.com/2009/05/penggabungan-citra.html
diakses pada tanggal 24 April 2013
2.
Pemanfaatan Citra Landsat http://dony.blog.uns.ac.id/2010/05/30/pemanfaatan-citra-landsat/
diakses pada tanggal 24 April 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar