Rabu, 24 April 2013

praktikum SIP



SISTEM INFORMASI PERENCANAAN

GCS ( Sistem Koordinat Geografis)
GCS merupakan sistem koordinat yang mengacu terhadap bentuk bumi sesungguhnya yakni mendekati bola (ellipse). Posisi objek di permukaan bumi didefinisikan berdasarkan garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude).
1.     Garis lintang (North Latitude, South Latitude)
Garis lintang (latitude) terbagi menjadi dua yakni Lintang Utara (00 s/d 900)dan Lintang Selatan (00 s/d -900).
Dalam geografi, garis lintang adalah garis khayal yang digunakan untuk menentukan lokasi di Bumi terhadap gariskhatulistiwa (utara atau selatan). Posisi lintang merupakan penghitungan sudut dari 0° di khatulistiwa sampai ke +90° di kutub utara dan -90° di kutub selatan. Lintang di sebelah utara khatulistiwa diberi nama Lintang Utara (LU), lintang di sebelah selatan khatulistiwa diberi nama Lintang Selatan (LS). Lintang Utara dan Lintang Selatan menyatakan besarnya sudut antara posisi lintang dengan garis Khatulistiwa. Garis Khatulistiwa sendiri adalah lintang 00. Setiap derajat (°) lintang dibagi menjadi 60 menit (‘) (satu menit lintang mendekati satu mil laut atau 1852meter, yang kemudian dibagi lagi menjadi 60 detik (“). Untuk keakurasian tinggi detik digunakan dengan pecahan desimal.
2. Garis bujur (East Longitude, West Longitude)
Garis Bujur menggambarkan lokasi sebuah tempat di timur atau barat Bumi dari sebuah garis utara-selatan yang disebut Meridian Utama. Longitude diberikan berdasarkan pengukuran sudut yang berkisar dari 0° di Meridian Utama ke +180° arah timur dan −180° arah barat. Tidak seperti lintang yang memiliki ekuator sebagai posisi awal alami, tidak ada posisi awal alami untuk bujur. Pada 1884Konferensi Meridian Internasional mengadopsi meridian Greenwich sebagai Meridian utama universal atau titik nol bujur. Garis bujur di sebelah barat Meridian diberi nama Bujur Barat (BB), demikian pula bujur di sebelah timur Meridian diberi nama Bujur Timur (BT). Bujur Barat dan Bujur Timur merupakan garis khayal yang menghubungkan titik Kutub Utara dengan Kutub Selatan bumi dan menyatakan besarnya sudut antara posisi bujur dengan garis Meridian. Garis Meridian sendiri adalah bujur 0 derajat.Garis lintang yaitu garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan garis katulistiwa. Titik di utara garis katulistiwa dinamakan Lintang Utara sedangkan titik di selatan katulistiwa dinamakan Lintang Selatan.
Penulisan koordinat pada GCS mengikuti kaidah dalam sistem koordinat kartesius yakni x,y dengan titik (0,0) pada perpotongan garis khatulistiwa dan greenwich. Garis lintang merepresentasikan posisi y dan garis bujur merepresentasikan posisi x. Unit satuan GCS bisa juga ditulis dalam DMS (Degree Minute Second) dengan 1 derajat = 60 menit dan 1 menit = 60 detik.
Suatu titik di Bumi dapat dideskripsikan dengan menggabungkan kedua pengukuran tersebut.
Misal : 6° 10′ 12.9” Lintang Selatan (LS)  106° 49′ 27.0” Bujur Timur (BT) adalah lokasi dari “Istana Merdeka”
Cara membaca : “Enam derajat, sepuluh menit, dua belesa koma sembilan detik Lintang Selatan. Seratus enam derajat, empat puluh sembilan menit, duapuluh tujuh koma nol, Bujur Timur”. Setiap 60 detik, nilai menit naik satu angka, begitu juga setelah nilai menit berjumlah 60, nilai derajat naik satu angka. begitu seterusnya.
Ada tiga jenis format koordinat yang digunakan di GPS
1.     hddd.ddddd° = Degrees.degrees (derajat koma derajat)
2.    hddd°mm.mmm’ = Degrees minutes.minutes (derajat menit koma menit)
3.    hddd°mm’ss.s”= Degrees minutes seconds.seconds (derajat menit detik koma detik)

PCS (Sistem Koordinat Proyeksi)
Sebuah sistem koordinat proyeksi yang datar, representasi dua dimensi dari Bumi. Hal ini didasarkan pada sebuah bola atau bulat sistem koordinat geografis, tetapi menggunakan unit linier ukuran untuk koordinat, sehingga perhitungan jarak dan area mudah dilakukan dalam hal unit-unit yang sama.

Georeferencing
Georeferencing adalah proses penempatan objek berupa raster atau image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam sitem koordinat dan proyeksi tertentu. Pada GIS, ada 2 sistem koordinat, yaitu geographic coordinate system/sistem koordinat geografi dan projected coordinate system/sistem koordinat proyeksi. Untuk memudahkan dalam menentukan sistem koordinat yang akan digunakan bisa ditandai dengan penggunaan degree/derajat pada sistem koordinat geografi dan meter pada sistem koordinat proyeksi. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada kedua sistem koordinat tersebut. Kelebihan dari sistem koordinat geografi adalah dapat menganalisis secara mudah, sedangkan kelebihan dari sistem proyeksi adalah lebih detail karena satuannya meter sehingga luasannya bisa dihitung dengan mudah. Kekurangan dari sistem koordinat geografi adalah tidak dapat menghitung luasan/panjang pada sistem GIS dan jika perhitungan tersebut dilakukan, tinggat error yang dihasilkan pun akan tinggi, sedangkan kekurangan dari sistem proyeksi adalah karena satuan yang digunakan adalah meter sehingga hanya bisa menganalisis satu kawasan saja.
Tahapan Georeferencing merupakan tahapan awal dalam melakukan penggambaran/digitasi peta atau citra digital dengan cara:
1. Dengan Memasukan Titik koordinat Acuan
a. Menentukan sistem koordinat
http://ir1gisplan.files.wordpress.com/2010/10/15.jpg?w=594
Pada tulisan ini kita memakai sistem koordinat WGS GCS 1984, tapi sistem koordinat lain juga boleh di gunakan bergantung pada sistem apa yang ingin kita pakai.
http://ir1gisplan.files.wordpress.com/2010/10/21.jpg?w=483&h=571
Untuk menentukan sistem koordinat klik predefined==>geographic coordinate system==>world==>wgs 1984
sistem koordinat lain boleh anda coba asalkan sesuai dengan nilai koordinat pada citra digital atau peta digital nantinya
b. memasukkan citra digital atau peta digital
http://ir1gisplan.files.wordpress.com/2010/10/41.jpg?w=594
c. Masukkan nilai koordinat sesuai yang tertera pada citra maupun peta digital yang ada, untuk tutorial ini saya memakai sistem koordinat Geodetik
http://ir1gisplan.files.wordpress.com/2010/10/52.jpg?w=594
Klik tools add control point pada toolbar georeferencing kemudian arahkan pointer pada titik koordinatnya kemudian klik kiri lalu klik kanan, jangan sampai terjadi pergeseran setelah anda klik kiri karena akan mengurangi akurasi titik nantinya. setelah klik kanan maka akan muncul kolom berupa nilai x dan y. Nilai X merupakan bujur sedangkan Y merupakan lintang
d. Mengubah Nilai koordinat kedalam sistem decimal
untuk memasukkan nilai koordinat hal utama yang perlu di ketahui bahwa sistem koordinat yang kita masukkan haruslah berupa sistem koordinat dengan sistem bilangan desimal bukan sistem geodetik (derajat-menit-detik), jadi untuk memasukkannya kita merubahnya dulu caranya seperti gambar di bawah
http://ir1gisplan.files.wordpress.com/2010/10/6.jpg?w=594
secara sederhana rumus untuk mengubah sistem geodetik kedalam sistem desimal adala (Derajat+menit/60+detik/3600)
e. memasukkan nilai koordinat hasil konversi ke dalam sistem decimal
http://ir1gisplan.files.wordpress.com/2010/10/7.jpg?w=594
Masukkan nilai koordinat hasil konversi kedalam kedalam kolo x dan y sekali lagi X adalah kolom bujur sedangkan y adalah kolom lintang, khusus untuk lintang untuk membedakan nilai lintang utara dan selatan digunakan nilai minus (-) jadi untuk lintang utara nilainya tetap positif misalnya 5o LU maka kita tetap menuliskan 5, tetapi untuk lintang selatan di beri nilai minus misalnya 5o LS maka di tuliskan -5
f. Menyimpan data hasil georeferencing
Setelah semua titik di masukkan maka langkah selanjutnya menyimpan file hasil georeferncing
http://ir1gisplan.files.wordpress.com/2010/10/untitled.jpg?w=594
 untuk menyimpan file hasil georeferencing, klik tool georeferencing pada georeferencing toolbar kemudian pilih update georeferencing atau rectify = update georeferencing adalah penyimpanan data raster (citra atau peta digital) yang hanya menambahkan file sitem koordinat saja tanpa merubah bentuk file rasternya rectify adalah penyimpanan data raster (citra atau peta digital) yang merubah file raster (citra atau peta digital) pada raster.

Daftar Pustaka

Tidak ada komentar: