SISTEM
INFORMASI PERENCANAAN
GCS ( Sistem Koordinat Geografis)
GCS merupakan sistem koordinat yang mengacu terhadap bentuk
bumi sesungguhnya yakni mendekati bola (ellipse).
Posisi objek di permukaan bumi didefinisikan berdasarkan garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude).
1.
Garis lintang (North Latitude, South Latitude)
Garis
lintang (latitude)
terbagi menjadi dua yakni Lintang Utara (00 s/d 900)dan
Lintang Selatan (00 s/d -900).
Dalam geografi, garis lintang adalah garis khayal yang
digunakan untuk menentukan lokasi di Bumi terhadap gariskhatulistiwa (utara atau selatan).
Posisi lintang merupakan penghitungan
sudut dari 0° di
khatulistiwa sampai ke +90° di kutub utara dan -90° di kutub selatan. Lintang
di sebelah utara khatulistiwa diberi nama Lintang Utara (LU), lintang di
sebelah selatan khatulistiwa diberi nama Lintang Selatan (LS). Lintang Utara dan Lintang
Selatan menyatakan besarnya sudut antara posisi lintang dengan garis
Khatulistiwa. Garis Khatulistiwa sendiri adalah lintang 00. Setiap
derajat (°) lintang dibagi menjadi 60 menit (‘) (satu menit lintang mendekati
satu mil laut atau 1852meter, yang kemudian dibagi lagi menjadi 60
detik (“). Untuk keakurasian tinggi detik digunakan dengan pecahan desimal.
Garis Bujur menggambarkan
lokasi sebuah tempat di timur atau barat Bumi dari sebuah garis utara-selatan yang
disebut Meridian Utama. Longitude diberikan berdasarkan pengukuran
sudut yang berkisar
dari 0° di Meridian Utama ke +180° arah timur dan −180° arah barat. Tidak
seperti lintang yang memiliki ekuator sebagai posisi awal alami, tidak ada
posisi awal alami untuk bujur. Pada 1884, Konferensi Meridian Internasional mengadopsi meridian Greenwich sebagai Meridian utama universal atau
titik nol bujur. Garis bujur di sebelah barat Meridian diberi nama Bujur Barat (BB), demikian pula
bujur di sebelah timur Meridian diberi nama Bujur Timur (BT). Bujur Barat
dan Bujur Timur merupakan garis khayal yang menghubungkan titik Kutub
Utara dengan Kutub Selatan bumi
dan menyatakan besarnya sudut antara posisi bujur dengan garis Meridian. Garis
Meridian sendiri adalah bujur 0 derajat.Garis lintang yaitu garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu
titik dengan garis katulistiwa. Titik di utara garis katulistiwa
dinamakan Lintang Utara sedangkan titik di selatan katulistiwa dinamakan Lintang Selatan.
Penulisan koordinat pada GCS mengikuti kaidah dalam sistem
koordinat kartesius yakni x,y dengan titik (0,0) pada perpotongan garis
khatulistiwa dan greenwich.
Garis lintang merepresentasikan posisi y dan garis bujur merepresentasikan
posisi x. Unit satuan GCS bisa juga ditulis dalam DMS (Degree Minute Second)
dengan 1 derajat = 60 menit dan 1 menit = 60 detik.
Suatu titik di Bumi dapat dideskripsikan dengan menggabungkan
kedua pengukuran tersebut.
Misal
: 6° 10′ 12.9” Lintang Selatan (LS) 106° 49′ 27.0” Bujur
Timur (BT) adalah lokasi dari “Istana
Merdeka”
Cara
membaca : “Enam derajat, sepuluh menit, dua belesa koma
sembilan detik Lintang Selatan. Seratus enam derajat, empat puluh sembilan
menit, duapuluh tujuh koma nol, Bujur Timur”. Setiap 60 detik, nilai menit naik
satu angka, begitu juga setelah nilai menit berjumlah 60, nilai derajat naik
satu angka. begitu seterusnya.
Ada tiga
jenis format koordinat yang digunakan di GPS
1. hddd.ddddd°
= Degrees.degrees (derajat koma derajat)
2. hddd°mm.mmm’
= Degrees minutes.minutes (derajat menit koma menit)
3.
hddd°mm’ss.s”= Degrees
minutes seconds.seconds (derajat menit detik koma detik)
PCS (Sistem Koordinat Proyeksi)
Sebuah
sistem koordinat proyeksi yang datar, representasi dua
dimensi dari Bumi. Hal ini didasarkan pada sebuah
bola atau bulat sistem koordinat geografis, tetapi
menggunakan unit linier ukuran untuk
koordinat, sehingga perhitungan jarak dan
area mudah dilakukan dalam hal unit-unit yang sama.
Georeferencing
Georeferencing
adalah proses penempatan objek berupa raster atau image yang belum mempunyai
acuan sistem koordinat ke dalam sitem koordinat dan proyeksi tertentu. Pada
GIS, ada 2 sistem koordinat, yaitu geographic coordinate system/sistem
koordinat geografi dan projected coordinate system/sistem koordinat proyeksi.
Untuk memudahkan dalam menentukan sistem koordinat yang akan digunakan bisa
ditandai dengan penggunaan degree/derajat pada sistem koordinat geografi dan
meter pada sistem koordinat proyeksi. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan
pada kedua sistem koordinat tersebut. Kelebihan dari sistem koordinat geografi
adalah dapat menganalisis secara mudah, sedangkan kelebihan dari sistem
proyeksi adalah lebih detail karena satuannya meter sehingga luasannya bisa
dihitung dengan mudah. Kekurangan dari sistem koordinat geografi adalah tidak
dapat menghitung luasan/panjang pada sistem GIS dan jika perhitungan tersebut
dilakukan, tinggat error yang dihasilkan pun akan tinggi, sedangkan kekurangan
dari sistem proyeksi adalah karena satuan yang digunakan adalah meter sehingga
hanya bisa menganalisis satu kawasan saja.
Tahapan Georeferencing merupakan tahapan awal dalam melakukan
penggambaran/digitasi peta atau citra digital dengan cara:
1. Dengan
Memasukan Titik koordinat Acuan
a.
Menentukan sistem koordinat
Pada
tulisan ini kita memakai sistem koordinat WGS GCS 1984, tapi sistem koordinat
lain juga boleh di gunakan bergantung pada sistem apa yang ingin kita pakai.
Untuk
menentukan sistem koordinat klik predefined==>geographic coordinate
system==>world==>wgs 1984
sistem
koordinat lain boleh anda coba asalkan sesuai dengan nilai koordinat pada citra
digital atau peta digital nantinya
b.
memasukkan citra digital atau peta digital
c.
Masukkan nilai koordinat sesuai yang tertera pada citra maupun peta digital
yang ada, untuk tutorial ini saya memakai sistem koordinat Geodetik
Klik
tools add control point pada toolbar georeferencing kemudian arahkan pointer
pada titik koordinatnya kemudian klik kiri lalu klik kanan, jangan sampai
terjadi pergeseran setelah anda klik kiri karena akan mengurangi akurasi titik
nantinya. setelah klik kanan maka akan muncul kolom berupa nilai x dan y. Nilai
X merupakan bujur sedangkan Y merupakan lintang
d.
Mengubah Nilai koordinat kedalam sistem decimal
untuk
memasukkan nilai koordinat hal utama yang perlu di ketahui bahwa sistem
koordinat yang kita masukkan haruslah berupa sistem koordinat dengan sistem
bilangan desimal bukan sistem geodetik (derajat-menit-detik), jadi untuk
memasukkannya kita merubahnya dulu caranya seperti gambar di bawah
secara
sederhana rumus untuk mengubah sistem geodetik kedalam sistem desimal adala
(Derajat+menit/60+detik/3600)
e.
memasukkan nilai koordinat hasil konversi ke dalam sistem decimal
Masukkan
nilai koordinat hasil konversi kedalam kedalam kolo x dan y sekali lagi X
adalah kolom bujur sedangkan y adalah kolom lintang, khusus untuk lintang untuk
membedakan nilai lintang utara dan selatan digunakan nilai minus (-) jadi untuk
lintang utara nilainya tetap positif misalnya 5o LU maka kita tetap menuliskan
5, tetapi untuk lintang selatan di beri nilai minus misalnya 5o LS maka di
tuliskan -5
f.
Menyimpan data hasil georeferencing
Setelah
semua titik di masukkan maka langkah selanjutnya menyimpan file hasil georeferncing
untuk
menyimpan file hasil georeferencing, klik tool georeferencing pada
georeferencing toolbar kemudian pilih update georeferencing atau rectify = update
georeferencing adalah penyimpanan data raster (citra atau peta digital) yang
hanya menambahkan file sitem koordinat saja tanpa merubah bentuk file rasternya rectify
adalah penyimpanan data raster (citra atau peta digital) yang merubah file
raster (citra atau peta digital) pada raster.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar